Sedekah Pemikiran

Sedekah pemikiran, saya tahu apakah judul diatas sudah benar. Terinspirasi dari pembicaraan saya dengan rekan senior di kantor, beda divisi, beda departemen, tetapi kami sudah cukup akrab. Waktu itu membicarakan banyak hal mengenai perusahaan kami. Kami masih berada di posisi sebagai staf. Terkadang pemikiran para staf sangat kreatif dan modern atau bisa dibilang lebih maju 1000 langkah dari para bos (iya kah? apa iya? masa sih..?^^). Dan sering kali para Bos memang terlalu kolot (kuno) dan cenderung ambil aman saja dalam mengambil kebijakan dan keputusan.
Memang para orang tua, Boss, Senior atau apapun itu pokoknya yang tua-tua, memang sudah tua memiliki pemikiran sendiri yang lebih hati-hati (bijaksana) dan mempertimbangkan banyak hal. Tidak seperti anak muda seprti saya yang terkadang suka meledak-ledak dengan ide yang baru dan mungkin tidak bisa dilaksanakan, kalaupun bisa membutuhkan resource yang banyak.

Kembali lagi ke pemikiran para staf yang memang (seringkali) mampu memberikan ide segar yang bisa menjadi batu loncatan untuk perusahaan menuju perusahaan yang labih baik yang efektif dan efisien, meskipun hanya di dalam satu divisi atau departemen. Sebagai staf kita tidak punya wewenang dan kuasa untuk melakukan perubahan. tetapi menurut saya sebaiknya jika ada ide lakukan saja. Sampaikan dulu kepada bos yang berwenang tetapi jika bos tidak telalu merespon baik, eksekusi saja secara diam-diam. Buat laporan atau hasil evaluasinya dan sampaikan kepada bos. Bermakna atau tidak itu urusan belakang, yang terpenting adalah kita sudah melakukan apa yang menurut kita baik untuk perusahaan.

Masalah penghargaan dan “hak cipta”, beberapa rekan malas melakukan ide baru yang ada dipikirannya karena tersandung masalah penghargaan ini. Takut karya ciptanya diakui oleh orang lain dan lagi tidak ada honor tambahannya. Memang kalau hanya sebagai bawahan tidak punya banyak kuasa dan seringkali apa yang dilakukan diukur dengan uang dan pengakuan. Secara teori hal ini tidak salah. Tetapi ada hal penting yang perlu diingat, kita bekerja bukan untuk mencari pengakuan dan uang. Pengakuan dan uang itu saya lebih suka menyebutnya efek samping.

Kita bekerja ikhlas saja, toh Allah Maha Tahu, tidak akan salah kok hitungannya. Biarkan saja si Bos atau siapapun mengambil alih karya cipta kita yang penting kita sudah berusaha membuat dan berbuat yang terbaik. Jika mungkin karya tersebut ditandai dengan nama kita tandai saja atau kalau perlu kita menjadi co-author saja dengan nama boss kita sebagai author dengan begini akan lebih mudah untuk meng-Golkan ide tersebut. Biasanya kalau bos dibeginikan akan menjadi lebih “sayang” kepada stafnya.

Dibeberapa persuahaan memang tidak ada penghargaan “khusus” untuk karyawan yang kreatif dan memiliki ide kreatif untuk memajukan perusahaan. Tetapi semoga hal tersebut tidak menjadikan kita sebagai staf dan karyawan untuk berkarya, berinovasi dan untuk memajukan pelayanan perusahaan. Angap saja pemikiran kita tersebut adalah sedekah. Toh pemikiran tersebut juga bukan hak milik kita. Itu hanyalah anugrah dari Allah yang dilewatkan ke dalam otak kita. So, biarkan mengalir keluar jika itu bisa membawa kebaikan untuk sesama. Jangan takut tidak dihargai. pasti hitungannya tidak akan salah.

Tinggalkan komentar